BAB
I
SEKILAS
MENGENAI SISITEM KOMPUTER
Sistem
operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara pemakai komputer
dan perangkat keras komputer. Maksud sistem operasi adalah menyediakan satu
lingkungan tempat pemakai dapat mengeksekusi program-program. Sistem operasi
harus menjamin kebenaran operasi sistem
komputer. Perangkat keras berupa
pemroses (CPU – central processing unit
), memori dan perangkat masukan/keluaran menyediakan sumber daya komputasi dasar. Progaram aplikasi mendefinisikan
cara-cara bagaimana sumber daya digunakan untuk menyelesaikan persoalan. Sistem
operasi mengendalikan mengkoordinasikan penggunaan perangkat keras komputer
diantara beragam program aplikasi untuk beragam pemakai.
Kita
perlu memp unyai pengetahuan umum mengenai struktur sistem komputer sebelum
mempelajai sistem komputer.
1.1
Skema Dasar Sistem Komputer
Pada
abstraksi tingkat atas, sistem komputer terdiri atas empat kompnen. Keempat
komponen bekerja sama dan saling berinteraksi untuk mencapai tujuan sistem
komputer, yaitu komputasi.
Empat
komponen pokok disistem komputer adalah:
1.
Pemroses
2.
Memori utama
3.
Perangkat masukan dan keluaran
4.
Interkonenksi anta komponen
Pemroses
Pemroses
berfungsi melakukan pengolahan data pengendalian operasi komputer.
Memori Utama
Meori berfungsi menyimpan data dan program.
Perangkat Masukan dan Keluaran
perangkat
masukan dan keluaran berfungsi memindahkan data antara komputer dan lingkungan
eksternal.
Interkoneksi Antarkompnen
Interkoneksi
antarkomponen adalah struktur dan mekanisme untuk menghubungkan ketiga komponen
(pemroses,memori utama,perangkat masukan/ keluaran)
1.2
Pemroses
Pemrose
juga disebut CPU (Central Processing Unit).
Pemroses merupakan jantung dari komputer. Pemroses berfungsi mengendalikan
operasi komputer dan melakukan pengolahan data. Pemroses melakukan operasi
komputasi dan operasi logik, serta mengendalikan aliran data berdasarkan
instruksi-instruksi. Pemroses mengambil instrukksi-instruksi dari memori dan
mengeksekusi intruksi-intruksi yang diambil
Operasi-operasi
di pemroses dapat dikategorikan menjadi tiga tipe, yaitu:
1.
Operasi aritmetika
Contoh penambahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan sabagainya
2.
Operasi logika
Contoh operasi OR, AND, X-OR,
Inversi, dan sebagainya
3.
Operasi pengendalian
Contoh
operasi percabangan, lompat, dan sebagainya
Pemroses terdiri dari tiga komponen, yaitu:
·
CU (Control
Unit)
CU berfungsi mengendalikan operasi yang dilaksanakan sistem komputer.
·
ALU (Aritmetic
Logic Unit)
ALU berfungsi melakukan operasi aritmatika dan logika.
·
Register-register
Register-register untuk membantu pelaksanaan operasi pemroses.
Register-register berfungsi sebagai memori sangat cepat yang antara lain
berfungsi sebagai tempat operan-operan dari operasi yang akan dilakukan oleh
pemroses.
1.3
Memori
Memori
berfungsi untuk menyimpan data dan program. Terdapat beberapa tipe memori,
mulai yang tercepat aksesnya sampai yang terlambat.
Konsep
dua level ini bisa diimplementasikan berupa
·
Chace
memory
·
Buffering
Chace memory
Chace memory adalah memori diantara
memori utama dan register pemroses.emori ini berkapasitas terbatas,berkecepatan
tinggi, berharga lebih mahal dibanding memori utama. Dengan adanya chace memory, pemroses tidak langsung
mengacu memori utama tetapi mengacu chace
memory yang berkecepatan akses lebih tinggi. Teknik ini meningkatkan kinerja
sistem secara signifikan.
Buffering
Buffering adalah bagian memori utama
yang di fungsikan menampung data yang akan di transfer dari/ke perangkat
masukan/keluaran dan menyimpan sekunder. Buffering
dapat mengurangi frekuensi pengaksesan dari /ke perangkat masukan/keluaran dan
menyimpan sekunder sehingga meningkatkan kinerja sistem. Teknik ini
meningkatkan kinerja sistem secara signifikan (berarti).
1.4
Perangkat Masukan/Keluaran
Perangkat
masukan/keluaran terdiri dari dua bagian, yaitu:
1.
Komponen
mekanis, yaitu perangkat itu sendiri
2.
Komponen
elektronis, yaitu pengendali prangkat berupa chip controller
Perangkat
masukan/keluaran adalah perangkat nyata yang dikendalikan perangkat elektronis chip controller di board sistem atau card.
Controller dihubungkan dengan pemroses dan komponen-komponen lain lewat
bus. Controller berbeda-beda mekanismenya. Controller mempunyai register-register untuk memerintahkan atau mengendalikannya,
serta untuk mengetahui status. Control
register digunakan untuk maksud pengendalian perangkat masukan/keluaran. Status register berisi status yang
mendeskripsikan kode kesalahan dari kerja perangkat masukan/keluaran.
1.5
Interkoneksi Antarkomponen
Interkoneksi
antarkomponen disebut bus.
Interkoneksi berkaitan dengan tata cara hubungan antarkomponen-komponen sistem
komputer.
Bus
terdiri dari tiga macam, yaitu:
1.
Bus alamat (address bus).
2.
Bus data (data bus).
3.
Bus kendali (control bus)
Bus Alamat
Jalur
ini bersifat satu arah. bus alamat
untuk memberikan alamat dari memori atau port
yang hendak di akses.
Bus Data
Jalur ini
bersifat dua arah. jalur digunakan CPU untuk membaca dan mengirim data dari /ke
memori atau port.
Bus Kendali
Jalur ini
bersifat dua arah. Bus kendali berisi
4-10 jalur sinyal paralel.
1.6
Eksekusi Intruksi
1.6.1
Mekanisme Eksekusi Intruksi
Fungsi
utama komputer adalah mengeksekusi program. Berdasarkan konsep program
tersimpan, program yang dieksekusi (kumpulan intruksi) disimpan di memori.
Pemroses melakukan tugasnya dengan mengeksekusi intruksi-intruksi di program
yang disimpan di memori itu.
Tahap pengolahan intruksi ini berisi dua tahap, yaitu:
1.
Pemroses membaca intruksi dari memori (fetch).
2.
Pemroses mengeksekusi intruksi (execute).
1.6.2
Metode Eksekusi Intruksi
Mode eksekusi berkaitan dengan
kewenangan jenis program yang dijalankan, yaitu:
·
Mode
eksekusi untuk program bagian dari sistem operasi.
·
Mode
eksekusi untuk program pemakaian, atau program yang bukan bagian dari kernel sistem operasi.
Intruksi-intruksi ertentu hanya
dapat dieksekusi di mode berkewenangan tinggi. Intruksi-intruksi yang
memerlukan kewenangan tinggi, misalnya
·
Membaca
atau memodifikasi register kendali (bit-bit dari register PSW).
·
Intruksi-intruksi
primitif perangkat masukan/keluaran.
·
Intruksi-intruksi
untuk manajemen memori.
·
Bagian
memori tertentu hanya dapat diakses dalam mode kewenangan tinggi.
Mode Pemakain dan Mode Sistem
Mode dengan kewenangan rendah
yaitu beberapa intruksi pemroses tidak dapat dijalankan pada mode ini. Mode
disebut mode pemakai (user mode) karena program pemakai
(aplikasi) dieksekusi dalam mode ini.
Mode dengan kewenangan tinggi
yaitu seluruh intruksi pemroses dapat dieksekusi pada mode ini. Mode ini
disebut
·
Mode
sistem (system mode), atau
·
Mode
kendali (control mode), atau
·
Mode
supervisor (supervisor mode),atau
·
Mode
kernel (kernel mode)
BAB
II
SEKILAS
MENGENAI SISTEM OPERASI
Sistem operasi adalah sekumpulan
rutin perangkat lunak yang berada diantara program aplikasi dan perangkat
keras. Semua perangkat lunak berjalan di bawah kendali sistem operasi.
1.1
Tujuan
belajar system operasi
Dapat
merancang /memodifikasi sendiri system operasi yang telah ada sesuai kebutuhan
khusus kita.
1.7
Fungsi
dan sasaran system operasi
Sistem
operasi mempunyai dua tugas utama yaitu:
1.
Pengelola
seluruh sumber daya system komputer (sebagai resources manager)
2.
Sebagai penyedia layanan (extended/virtual machine)
Sumber daya system computer
Semua komponen di system
computer yang dapat memberi manfaat dan semua yang terhubung ke system computer
secara fisik.
Sumber daya terdiri dari
·
Sumber
daya fisik
·
Sumber
daya abstrak
Sumber daya fisik, misalnya
·
Perangkat
masukan
·
Perangkat
tunjuk (pointing device)
·
Perangkat
penyimpan
·
Perangkat
penampil
·
Perangkat
komunikasi
·
Perangkat
memory
·
Perangkat
multimedia
·
Perangkat
grafis
·
Perangkat
pengendalian proses
Sumber
daya abstrak
·
Data
·
Program
Data
·
PCB
(process control block) untuk mencatat dan mengendalikan proses
·
Semaphore
untuk pengendalian sinkronisasi proses
·
Tabel
segmen, tabel page, i-node, FAT untuk system file
Program
·
Utilitas
·
Aplikasi
untuk mencapai komputasi
Menurut stalling (STA-95)
Sistem operasi mempunyai tiga
sasaran, antara lain
1.
Kenyamanan
2.
Efisiensi
3.
Berevolusi
2.2.1 System operasi sebagai
pengelola sumber daya
Satu kumpulan sumber daya untuk memindah,
menyimpan, dan mengolah data. System operasi bertanggung jawab dalam mengelola
sunber daya agar penggunaannya benar dan
efisien.
2.2.2
System operasi sebagai Extended
Machine
Sistem operasi sebagai extended
machine berfungsi sebagai berikut:
·
Memberi
abstrak tingkat tinggi yang lebih sederhana dan meyembunyikan kerumitan
perangkat keras
·
Basis untuk
program lain
2.2.3
Fungsi-fungsi minor sistem
operasi
·
Mengimplementasi
antar muka untuk pemakai
·
Memungkinkan
pemakaian bersama perangkat keras di antara banyak pemakai
·
Memungkinkan
pemakai-pemakai data ecara bersama
·
Mencegah
pemakai-pemakai saling mengganggu satu dengan lainnya
·
Menjadwalkan
pemakaian sumber daya
·
Memberi
fasilitas masukan/keluaran
·
Memulihkan
kesalahan-kesalahan
·
Menghitung penggunaan
sumber daya
·
Mengorganisasi
data agar pengamnan dan cepat diakses
·
Menangani
komunikasi jaringan
2.2.4
Subsistem-subsistem sistem
operasi
·
Manajemen
proses
·
Manajemen
memori
·
Manajemen
berkas (sistem manajemen berkas)
·
Manajemen
perangkat masukan/keluaran
·
Pengamanan
sistem
·
Sistem
komunikasi
·
Dan
sebagainya
2.3
Sejarah perkembangan sistem
komputer
Generasi pertama
(1945-1955)
Generasi ini merupakan awal pengembangan sostem
komputer elektronik, mengganti gagasan-gagasan mesin komputasi mekanis.
Generasi kedua (1955-1965)
Komputer generasi kedua ini
merupakan batch processing system.
Generasi ketiga (1965-1980)
Perkembanngan berlanjut, sistem operasi dikembangkan untuk melayani banyak
pemakai interaktif sekaligus. Pemakai-pemakai interaktif berkomunikasi dengan
komputer lewat terminal secara online (yang dihubungkan secara langsung) ke
satu komputer. Sistem komputer menjadi
·
Multiuser, yaitu sekaligus digunakan banyak orang
·
Multi programming, yaitu sekaligus melayani banyak program
Generasi keempat (1980-199x)
Pada generasi keempat ini, sistem sistem operasi tidak lagi hanya
diperuntukkan untuk satu mode pengolahan
tapi telah ditujukan untuk banyak mode pengolahan, misalnya mendukaung batch processing,timesharing, networking, dan
(soft) real time applications sekaligus.
2.4
sistem komputer dalam beragam
sudut pandang
Padangan ke system computer dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. Pemakai
terdiri dari pemakai awam(end user) dan administrator system
2. Pemprogram
3. Perancangan
system operasi
2.4.1
Sistem komputer dalam pandangan
pemakai
Pemakai awam memandang sistem komputer berdasarkan antar muka yang
disediakan aplikasi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Pemakai tidak
berurusan dengan arsitektur komputer. Pemakai awam memakai sistem operasi
sebatas menggunakan command-language sistem operasi untuk meminta layanan-layanan
sistem operasi. Pemakai memberikan perintah beserta argumen-argumen yang
diperlukan.
Command language tersedia di lapisan disebut shell (command interpreter). Pemakai berkomunikasi dengan shell dengan memberikan
perintah-perintah. Shell kemudian
menginterpretasi perintah-perintah itu dan melewatkannya ke sistem operasi.
Shell dapat berupa
·
Text-based shell
·
GUI (graphical
user interface) based shell
2.4.2
Sistem komputer dalam pandangan
pemrogram
Pemrogram aplikaasi membuat aplikasi untuk pemakai awam.
Pemrogram aplikasi mengekspresikan dalam bahasa pemrograman.
Pemrogram
dapat memanfaatkan layanan-layanan yang disediakan sistem sistem operasi untuk
mengendalikan sistem komputer melalui beragam level, yaitu:
·
Mempergunakan program utilitas
·
Mempergunakan fasilitas sistem melalui antar muka layanan (serfice interface)
·
Mempergunakan panggilan sistem (system
call)
2.4.3
Sistem komputer dalam pandangan
perancang sistem operasi
Perancang sistem operasi yang bertugas mendandani perangkat keras justru
dituntut mengetahui perangkat yang akan didandaninya secara mendalam dan
menyeluruh agar sistem operasi yang dirancangnya berfungsi secara benar dan
efisien.
2.5
Arsitektur sistem operasi
Adalah merupakan
struktur yang menjadi landasan untuk menentukan keberadaan komponen perangkat
lunak dan cara komponen-komponen saling berinteraksi.
Arsitektur Sistem
Operasi yang terkenal antara lain:
1. System Monolitik
2. System Berlapis
3. Sistem client/server
4. System mesin maya
5. System berorientasi
objek
BAB
III
PROSES
Proses atau tesk adalah entitas dianmis. Secara fisik proses
berisi intruksi dan data, program counter, semua nilai registrasi proses, serta
stack yang berisi data yang bersifat sementara.
1. Dekskripsi
Masalah
Konsep ini pertama kali digunaka di
system operasi semua multics tahun 90-an. Salah satu dfinisi proses adalah
program yang sedang dieksekusi. Beberapa istilah penting yang berkaitan dengan
proses antara lain:
A. Multiprograming,
Multiprocessing, Distributed Processing.
• Multiproraming (Multiasting) adalah menejemen
banyak proses di satu proses. Proses
yang dijalankan di multiprograming bersifat
seperti berikut:
Saling tidak bergantung
(independent)
Satu program pada satu saat (one
program at any instan)
• Multiprocessing
Adalah menejemen banyak proses di computer multiprocessor (banyak proses
didalamnya)
• Distributed Proseccing
Adalah menejemen banyak proses yang
dieksekusi di banyak system computer yang tersebar di suatu jaringan
B. Kebutuhan
Utama Pengendali Proses.
Kebutuhan utama pengendali proses, antara
lain:
• Interleave
Berfungsi untuk memaksimumkan proses
• Mengikuti
kebijakan tertentu
System opersi harus mengalokasikan proses
sumber daya ke proses mengikuti kebijaksanaan sumber daya (misalnya fungsi atau
aplikasi tertentu mempunyai prioritas lebih tinggi ).
• Mendukung
Komunikasi antar Proses dan penciptaan proses
System operasi perlu mendukung komunikasi
antar proses dan penciptaan proses oleh pemakai sehingga membantu
menstrukturkan proses.
2. Diagram
State Proses
Proses melewati serangkaian state diskrit. Beragam kejadian dapat
menyebabkan perubahan/berpindahnya state proses.
• Diagram
state dasar (Tiga Keadaan)
Proses dapat berada di salah satu tiga
state dasar.
• Proses
Control Block (PCB)
System Operasi memerlukan banyak
informasi mengenai proses untuk melakukan proses secara benar.
Proses Control Block terbagi menjadi tiga
kelompok, antaranya :
1. Informasi
identifkasi
2. Informasi
status proses
3. Informasi
Pengendali Proses
• Operasi-operasi
pada proses
Siitem operasi dapat melakukan
operasi-operasi dalam suatu proses. Operasi yang dapat dilakukan dalal proses
antara lain ;
• Penciptaan
Proses
• Penghancuran
/ terminasi proses
• Penundaan
Proses
• Pelanjutan
kembali proses
• Pengubahan
prioritas proses
• Mem-Block
proses
• Membangun
proses
• Menjadwalkan
proses
• Memungkinkan
proses berkomunikasi dengan proses lain
PENCIPTAAN DAN PENGHANCURAN PROSES
Dua operasi penting terhadapa proses adalah
penciptaan dan penghancuran.
DIAGRAM STATE LANJUT (LIMA KEADAAN)
PENUNDAAN (SUSPENSION) adalah operasi
penting dan telah diterapkan dengan beragam cara. Penundaan biasanya
berlangsung singkat
3.3 implementasi proses
3.3.1 Tabel –Tabel untuk Proses
Masing
– masing proses di sistem mempunyai state yang perlu diperhatikan sistem
operasi. Sistem operasi mencatat state proses dengan beragam tabel atau senarai
antara lain :
1.
informasi manajemen memory
2. tabel manajemen masukan / keluaran
3. tabel informasi sistem file
4. tabel proses
3.3.1 PCB dan Senarai Proses
Berisi
informasi mengenai proses yang diperlukan system operasi, seperti :
penjadwalan, alokasi sumber daya alam, pemprosesan interupsi monitoring dan
analisis kerja.
3.3.3 Pengaksesan informasi di pcb
System
operasi pelu rutin mengakses informasi di PCB. Tiap proses dilengkapi ID unik
yang digunakan sebagai indeks (petunjuk)
Dua
masalah utama pada PCB, yaitu:
1. Bug
(kesalahan pemprograman)
2. Perbahan
rancangan struktur dan semantic PCB
3.4 Tahap-tahap penciptaan proses
• Diberikan
satu identifiter
• Dialokasikan
untuk proses
• PCB
harus diinisalisasi
• Kaitan
antar kabel yang senarai yang cocok dibuat
3.5 pengalihan proses
Proses running diintrupsikan dan system
operasi memberi proses Runnning dan menggilir kendali ke proses itu
3.5.1 kejadian-kejadian penyebab pengalihan proses
• Interupsi
• Trap
• Superfiso call
3.6
Kedudukan Sistem Operasi
·
System operasi sebagai kernel tersendiri
·
Fungsi sitem operasi dieksekusi dalam proses
pemakai
·
Sebagai kumpulan prises (proses-based operating
system)
BAB IV
PENJADWALAN PROSES
Penjadwalan proses
adalah basis system operasi multiprograming dengan mengalih-alihkan proses
diantara proses-proses yang ada.
4.1 Deskripsi penjadwalan proses
Penjadwalan merupakan proses
yang harus berjalan, kapan dan selama berapa lama proses berjalan.
Kriteria untuk
mengukur dan optimasi kinerja penjadwalan :
·
Adil
(Fairnes)
·
Efisien
·
Waktu tanggap
(Response Time)
·
Turn arround
time
·
Throughput
4.2 Tipe-tipe penjadwalan
Tipe penjadawlan pada
system operasi yang komplek, yaitu:
·
Penjadwalan
ringan (short-term sceduller)
·
Penjadwalan
jangka menengah (medium-term scheduller)
·
Penjadwaln
jangka panjang (long term acheduller)
4.3 Stategi penjadwalan
Terdapat dua straregi
penjadwalan, yaitu:
• Penjadwalan
Nonpreemptive (run to-completion), karena proses yang dijadwalkan akan dijalankan
sampai selesai.
• Pennjadawlan
preemptive
Bagus
tidak tanpa ongkos (layanan proses dari satu proses beralih ke proses lain) memerlukan overhead (karena
banyak table yang dikelola)
4.4 Algoritma-algoritma penjadwalan Proses
Terdapat banyak
algoritma penjadawlan baik algoritma penjadwalan nonpreemtive maupun
preemptive.
Algoitma yang
menerapkan strategi nonpreemtive, diantaranya :
• FIFO
(First-in,First-out) atau FCFS (First-come,First-server)
• SJF (Shortest Job First
)
Algoritma yang
menerapkan stategi preemptive, diantaranya:
• RR (Round-Robin)
• MFQ (Multiple Feedback
Queues)
• SRF
(Shortest-remaining-First)
• HRN (Highest-Ratio Next)
• PS (Priority Schedulling
)
• GS (Guarateed
Schedulling
Klasifikasi yang
berdasarkan adanya prioritas diproses-proses, yaitu:
1. Algoritma penjadwalan tanpa
prioritas
2. Algoritma penjadwalan berprioritas,
terdiri dari :
• Algoritma penjadwalan
berprioritas statis
• Algoritma penjadwalan
berprioritas dinamis
4.5 Evaluasi algoritma
Metode evaluasi algoritma :
1.
Pemodelan
deterministik
Merupakan
evaluasi analistis. Yang digunakan untuk menghasilkan satu rumus atau angka
yang menunjukkan kinerja algoritma untuk beban kerja tersebut.
2.
Pemodelan
antrian
Merupakan
antrian atau menunggu dari proses-proses layanan yang telah di jalankan.
3.
Simulasi
4.
Implementasi
BAB V
KONGRURENSI
Kongkurensi
merupakan landasan umum perancangan sisem operasi. Proses disebut kongkuren
jika proses-proses (lebih dari satu proses) ada pada saa yang sama.
Banyak
bahasa pemrograman yang digunakan dalam pembuatan program kongkuren, anara lain
:
• Bahasa
concurent pascal oleh Brinch Hansen
• Bahasa
modula-2 oleh niklaus wirth
• Bahasa
ada oleh deparemen pertahanan amerika
• Dan
sebagainya
5.1 prinsip –prinsip kongkurensi
Lingkup
kongkurensi meliputi hal-hal beriku :
• Alokasi
layanan pemroses unuk proses - proses
• Pemakaian
bersama dan persaingan unuk pemakaian bersama
• Komunikasi
antar proses
• Sinkronisasi
aktivitas antar proses
Kongkurensi
dapat muncul pada empat koneks berbeda, yaitu :
• Untuk
banyak aplikasi
• Untuk
strukturisasi dari sau proses
• Unuk
sruturisasi sistem operasi
5.2 kesulitan – kesulitan yang
diimbulkan kongkurensi
Masalah
yang dihadapi proses-prose konkuren multiprograming dan miltiprocessing.
Beberapa
kesulitan muncul, dianaranya :
• Pengelolaan
alokasi sumber daya agar opimal
• Pencarian
kesalahan pemprogram
• Pemakaian
bersama sumber daya global
5.3 muual exclusion, deadlock, dan startvation
Beberapa
masalah yang muncul pada kongkurensi antara lain :
·
Mutual exclusion
·
Deadlock
·
Starvation
5.4 interaksi antar proses
Pada
system banyak proses (kongkuren) terdapat tiga kategori interaksi, yaitu :
a) Proses
saling tidak peduli (independent)
Proses ini tidak dimaksudkan untuk bekerja
bersama unuk mencapai ujuan tertentu. Pada mutiprograming dengan proses-proses
independent. Dapa berupa bath aau sesi interaktif atau campuran keduanya
b) Proses
saling mempedulikan secarat idak langsung
Proses-proses juga tidak perlu saling
mempedulikan identitas proses-proses lain tapi sama-sama mengakses objek
tertentu
c) Proses-proses
saling mempedulikan secara langsungProses-proses saling berkomunikasi dan
dirancang bekerja sama untuk suatu akifitas
5.4.1. persaingan diantara proses-proses untuk sumber daya
Persaingan
proses-proses untuk memperoleh sumber daya menimbulkan tiga masalah yang harus
di selesaikan , yaitu :
·
Mutual exclution
·
Deadlock
·
Sartavation
5.4.2. kerja sama dianara proses-proses dengan pemakaian bersama
Dalam
kasus kerja sama pemakaian sumber daya bersama meliputi proses-proses yang
saling berinteraksi anpa dinyatakan secara eksplitif.
5.4.3.kerja sama diantara proses-proses dengan komunikasi
Pada
kasus persaingan. Proses-proses memakai sumber daya anpa peduli dengan proses
lain.
5.5 pokok penyelesaian masalah kongkurensi
Pada
dasarnya penyelesaian masalah pokok kongkurensi terbagi menjadi dua, yaitu:
·
Mengkonsumsikan adanya memori yang digunakan
bersama
·
Tidak mengkonsumsikan adanya memori yang
digunakan bersama.
BAB VI
MUTUAL EXCLUSION
6.1 Pentingnya Mutual
Exclution
Mutual Exclution adalah
persoalan untuk menjamin hanya satu proses yang mengakses sumber daya pada
suatu interval waktu tertentu.
Mutual exclution dapat dilihat
dari dua ilustration:
• proses eksekusi daemon printer
• Ilustrasi aplikasi
tabungan
6.1.1 Ilustrasi Printer Daemon
Daemon untuk printer adalah
proses penjadwalan dan penegendalian untuk mencetak erkas-berkas di computer
sehingga menjadikan seolah-olah printer dapat digunakan secara simultan oleh
proses-proses.
6.1.2 ilsrasi aplikasi
tabungan
Seluruh system yang melibatkan
banyak proses mengases atau sumber daya bersama selalu menimbulkan persoalan
mutual exclution.
6.1.3 Kriteria Penyelesain Mutual
Exclution
Kemampuan
menjamin mutual exclution harus memenuhi kriteria-kriteria berikut:
1.
Mutual exclution harus dijamin
2.
Hanya satu proses pada satu saat yang diizinkan
masuk critical section.
3.
Proses yang berada di noncriterial section,
dilarang mem-blok proses-proses lain yang ingin masuk critical section.
4.
Harus dijamin proses yang ingin masuk critical
section tidak menunggu selama waktu yang
tidak berhingga. Atau tak boleh terdapat deadlock atau startvation.
5.
Ketika tidak ada proses di critical section maka
proses yang ingin masuk critical section harus diizinkan segera masuk tanpa
waktu tunda.
6.
Tidak ada asumsi mengenai kecepatan relative
proses atau jumlah yang ada.
6.2 Metode-metode Penjamin
Mutual Exclution
Metode
untuk menjamin mutual exclution, antara lain:
1. Metode
Naif
2. Metode
untuk situasi tertentu
3. Metode
mwnggunakan busy waiting
4. Metode
penyelesaian level tinggi
Metode Naif
Metode yang tidak menyelesaikan
masalah mutual exclution. Metode ini dipelajari untuk memperoleh penjamnan
mtual xclution lebih jelas.
Metode
Variabel Lock sederhana
Metode
ini meniru mekanisme penguncian pintu (kunci pintu diganti Variable Lock)
Ada
beberapa mekanisme yang diusulkan, antara lain:
·
Jika variable bernilai 0, proses meng-set
variable lock menjadi 1 dan segera masuk sritical section
·
Jika variable lock bernilai 1, proses menunggu
sampai nilai variable lock menjasi nol.
Metode
untuk situasi tertentu
·
Metode bergantian secara ketat
Metode ini dapat menggilir proses-proses yang hendak masuk critical
section secara bergantian terus-menerus.
Metode
dengan busy waiting
·
Metode secara
perangkat lunak
Secara perangkat lunak Implementasi mutual exclution yang sukses pertama
kalli diberikan oleh Dekker (Matematikawan Belanda)
Algoritma
menurut Dekker adalah rumit dan mempunyai propertu-properti sebagai berikut:
·
Tidak memerlukan intruksi-intruksi perangkat
keras khusus
·
Proses yang beroprasi diluar tidak dapat
memasuki critical section.
·
Proses yang igin masuk akan segera masuk apabila
dimungkinkan
Metode
dengan Dukungan Perangkat Keras
·
Metode Pematian
Intrupsi
Proses pematian intrpsi ke pemproses dan segera memasuki critical section
Pematian
intrupsi mengakibatkan:
·
Pemproses tidak dapat beralih ke proses lain
karena intrupsi clock dimatikan sehingga penjadwala pun tidak dieksekusi.
·
Proses dapat menggunakan memory bersama tanpa
takut intervensi proses lain.
Metode
dengan intruksi Test and Set Lock
Pada
system multiproccesor, pemproses-pmproses bertindak independent. Pemproses yang
menggnakan memory bersama dijaga pada
tingkat perangkat kerasnya, agar pemproses lain tidak dapat mengakses suatu
lokasi yang sama disaat yang sama.
Metode
dengan Intruksi Exchange (ECHG)
Metode
ini merupakan intruksi yang berfngsi menukarkan dua isi memory.
Metode
dengan Smaphore
Dua
proses atau lebih dapat dapat bekerja sama dengan menggunakan penanda-penanda
sederhana
Smaphore
mempunyai dua property, yaitu
• Semaphore dapar
diinialisasikan dengan nilai bukan negative
• Terdapat dua operasi, yaitu : Down dan Up
BAB
VII
DEAD LOCK
Proses yang terlibat dalam deadlock jka proses menunggu
suatu kejadian tertentu yang tidak akan pernah terjadi.
Deadlock
terjadi jika proses-proses mengakses sumber daya secara esklusif :
7.1 Model Deadlock
Urutan
kejadian perangkat masukan / keluaran antara lain:
Meminta
: (request) = meminta layanan perangkat masukan / keluaran
Memakai
: (user) = memakai perangkat masukan / keluaran
Melepaskan
: (release) = melepaskan pemakain perangkat masukan / keluaran
7.1.1 Syarat-syarat terjadinya deadlock
Terbagi menjadi empat syarat, yaitu :
• Mutual
Exclusion
• Kondisi
non-preemtive
• Kondisi
menunggu secara sirkular
7.2 Metode-metode mengatasi
deadlock
Dibagi
menjadi tiga kelompok metode, yaitu:
1.
Metode pencegahan terjadinya deadlock
2.
Metode ini berkaitan dengan perkondisian system
sehingga menghilangkan kemungkinan terjadinya deadlock.
3.
Metode menghindari terjadinya deadlock
4.
Menghindari kondisi-kondisi yang memungkinkan
terjadinya deadlock agar memperoleh utilisasi sumber daya yang lebih baik.
5.
Metode deteksi dan pemulihan deadlock
6.
Metode ini digunakan pada system yang
mengijinkan terjadinya deadlock.
7.3 Sistem Burung Unta
Strategi
ini mengasumsikan kejadian deadlock jarang terjadi dibanding computer yang
mengalami crash.
7.4 Pencegahan Deadlock
Havender
mengemukakan bahwa jika sembarangan dari empat syarat terebut, syarrat tersebut
yaitu:
Tiap
prose harus memina semua sumber daya sekaligus.
Jika
proses sudah memegang sumber daya tertentu maka untuk peermintaan berikutnya
proses harus melepas dulu sumber daya yang dipegangnya.
Memberi
pemngurutan linear terhadap tipe-tipe sumber daya pada semua proses. Yaitu jika
proses telah dialokasikan suatu tipe sumber daya.
7.4.1 meniadakan non-preemtive
Peniadan
non-preetive mencegah proses-proses lain harus menunggu.
7.4.2 Meniadakan menuggu sirkular
Kondisi
ini dapat ditiadakan dengan beberapa cara, antara lain:
Proses
hanya siperbolehkan menggenggam satu sumber daya pada suatu saat. Penomoran
sumber daya alam .
7.5 Penghindaran Deadlock
Gagasan
dasar untuk menghindari deadlock adalah memberi akses pada sumber daya yang
tidak mungkin menimbulkan deadlock.
·
Jika permberian akses sumber daya tidak mungkin
menuju deadlock, sumber daya diberikan ke peminta
·
Jika tidak aman (memungkinkan timbulnya
deadlock) proses yang meminta di-suspend sampa suatu waktu permintaannya aman
diberikan
7.6 deteksi dan Pemulihan Deadlock
·
Deteksi adanya deadlock
·
Teknik untuk menentukan apakah deadlock terjadi
serta mengidentifikasi proses-proses dan sumber daya yang terdapat pada
deadlock
·
Pemulihan dari deadlock
Foktor-faktor yang merumitkan deadlock:
·
Kebanyakan system tidak memilki fasilitas atau
mempunyai fasilitas yang buruk untuk men-suspend proses.
·
Jika mendapat kemampuan suspend dan resum yang
efektif
7.7 Strategi Penanggulangan Deadlock Terpadu
Masing-masing
teknik mempunyai keunggulan dan kelemahan. Silberchatz menyarankan satu
pendekatan terpad, yaitu:
·
Kelompok sumber daya-sumber daya menjadi
sejumlah kelas sumber daya
·
Gunakan strategi pengurutan linear
·
Dalam satu kelas sumber daya menggunakan satu
algoritma yang paling cocok untuk kelas tersebut
BAB
VIII
MANAJEMEN
MEMORY PEMARTISIAN STATIS
·
Memory
utama sebagai sumber daya yang harus dialokasikan dan dipakai bersama siantara sejumlah proses
yang aktif . agar dapat memanfaatkan proses dan fasilitas masukan/keluaran
secara efisien maka diinginkan memory dapat menampung proses sebanyak mungkin
·
Mengupayakan agar pemprograman atau proses tidak
dibatasi kapasitas memory fisik disistem computer
8.1 Manajemen memory
Fungsi
manajemen memory sebagai berikut :
·
Mengelola informasi mengenai memory yang dipakia
dan tidak dipakai system
·
Mengalokasikan ke proses yang memerlukan
·
Mendealokasikan memory dari proses telah selesai
menggunakan
·
Mengelola swapping antara memory utama dan
harddisk
8.1.1 Manajemen memory pada system multiprograming
Dengan
keberadaan banyak ruang alamat milik proses-proses di memory utama secara
bersama maka system operasi harus mampu mendukung dua kebutuhab yang saling
bertentangan, yaitu :
- Pemisahan ruang-ruang alamat, melakukan proteksi memory dengan isolasi ruang-ruang alamat sehingga proses-proses tidak saling mengganggu.
- Pemakaian bersama memory sehingga memungkinkan proses-proses bekerjasama mengakses daerah memory bersama.
8.1.2 Klasifikasi Manajemen Memory
Manajemen
berdasarkan keberadaan swapping tebagi menjadi dua, yaitu :
- Manajemen tanpa swapping
- Manajemen tanpa swapping
Manajemen
memory berdasarkan alokasi memory terbagi dua, yaitu:
- Alokasi memory berurutan (Kontigu)
- Alokasi memory tidak berturutan (non-kontigu)
Alokasi
Memory Berturutan (Kontigu)
Alokasi
memory seacra berturutan (contiguous storage allocation) adalah masing-masing
proses menempati satu blok tunggal lokasi memory yang berturutan.
Keunggulan
·
Sederhana
·
Tidak akan terbentuk lubang-lubang memory
bersebaran
·
Karena berturutan, proses dapat dieksekusi
dengan cepat
BAB
IX
MANAJEN
MEMORY DAN PEMARTISIAN DINAMIS
9.1 Multiprograming dengan swapping
Dengan swapping, multiprograming system time sharing dapat ditingkatkan
kinerjanya yaitu dengan memindahkan proses-proses blosked ke disk dan hanya
memasukkan proses-proses ready ke memori utama.
Beragam masalah harus diatasi multiprograming dengan swapping antara lain
:
• Pemartisian secara dinamis
• Strategi pencatatan pemakaian memori
• Algoritma penempatan proses ke
memori
• Strategi penempatan ruang swap di
disk
9.2 Multiprograming dengan Pemartisian Dinamis
Dengan pemartisian dinamis jumlah lokasi dan ukuran proses di memori
dapat beragam sepanjang waktu secara dinamis.
Kelemahan pemartisian dinamis adalah
• Dapat terjadi lubang-lubang kecil
memori diantara partisi-partisi yang dipakai
• Merumitkan alokasi dan delokasi
memori
9.3 Pencatatan Pemakai Memori
Memori yang tersedia harus dikelola, dilakukan dengan pencatatan
pemakaian memori. Terdapat tiga cara utama pencatatan pemakaian memori, yaitu :
• pencatatan memakai peta bit (bit
map)
• pencatatan memakai senarai berkait
• pencatatan memakai sistem buddy
9.3.1 Pencatatan Memakai Peta Bit
Memori dibagi menjadi unit-unit berkoregpondensi dengan tiap unit,
alokasi adalah satu bit pada peta bit (bit map).
·
nilai 0 pada peta berarti unit itu masih bebas
·
nilai 1 berarti unit digunakan.
9.3.2 Pencatatan Memakai Senarai Berkait
Sistem operasi mengelola senarai berkait untuk blok-blok memori yang
dialokasikan dan bebas.
9.4 Strategi Alokasi Memori
Terdapat beragam strategi alokasi proses ke memori.alokasi harus mencari
sekumpulan blok memori yang berukuranmencukupi untuk memuat proses yaitu lubang
kosong yang sama atau lebih besar di banding ukuran memori yang diperlukan
proses.
Beragam algoritma itu adalah :
First – fit
algoritmh
Next – fit
algoritmh
Best – fit
algoritmh
Worset – fit
algoritmh
Quick – fit
algoritmh
9.5 Sistem Buddy
Sistem buddy adalah algoritma pengelolaan memori yang memanfaatkan
kelebihan penggunaan bilangan binner untuk pengalamatan memori.
- mekanisme pengelolaan
Awalnya semua memori adalah bebas dan satu senarai, 1 megabyte berisi
satu isian tunggal satu lubang 1 megabyte.
9.6 Alokasi Ruang Swap pada Disk
Strategi dan algoritma yang dibahas adalah untuk mencatat memori utama.
Terdapat dua strategi utama penempatan proses yang dikeluarkan dari
memori utama ke disk, yaitu:
·
Ruang disk tempat swap dialokasikan begitu
diperlukan
·
Ruang disk tempat swap dialokasikan lebih dulu.
BAB
X
SISTEM
PAGING
10.1 MEMORI MAYA
Program
yang dijalankan harusdimuat di memori utama, masalah muncul ketika program
lebih besardibandingkan memori utama yang tersedia.
Terdapat
dua solusi masalah ini, antara lain :
• Overlay.
• Memori
utama (virtual memori).
10.1.1 Konsep Overlay
Program
di pecah menjadi bagian-bagian yang dapat dimuat memori, disebut overlay.
Teknik overlay telah ditinggalkankarena teknik memori maya telah dapat di
implementasikan dengan mursh dan berkinerja bagus.
10.1.2 Konsep Memori Maya
Memori
maya adalah kemampuan mengelamati ruang memori melebihi memori utama yang
tersedia. Konsep memori maya pertama kali dikemukakan fotheringham pada 1961
untuk sistem komputer atlas di universitas manchaster inggris.
Memori
maya dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu :
1. Paging
2. Segmantasi
3. Kombinasi
pagging dan sefmentasi
10.2 Deskripsi Sistem Pagging
Sistem
pagging mengimplementasikan ruang alamat besar pada memori kecil menggunakan
index register.
Register
dan segmen register, antara lain :
• Alamat
maya (virtual addres)
• Alamat
nyata (real adress)
• Page
• Page
frame
• Page
fault
• MMU
10.2.1 MMU (memoru manajemen unit)
MMU
mempunyai fungsi sebagai berikut :
• Pemetasan
memori ke memori fisik
• Bila
alamat memori yang diminta tidak tersedia di memori fisik. MMU menerbitkan
exception adanya page – fault yang melewatkan ke sistem operasi untuk
menanganinya.
10.2.1.2 Implementasi Penetasan (bagian internal MMU)
Komponen
terpenting MMU adalah :
• Register
alamat maya.
• Tabel
page.
• Register
alamat maya.
10.2.2 Tabel-tabel Paging
Pemakaian
tabel page pada sistem paging menimbulkan dua masalah utama, yaitu :
1. Tabel
page dapat berukuran luar biasa.
2. Pemetasan
harus dilakukan secara cepat.
10.2.3 Memori Asosiatif
Dari
obserfasi disimpulkan , sebagian besar program cenderung melakukan banyak
pengacuan ke sejumlah kecil page (prinsip lokalisasi).
10.3 Penggantian Page
Saat
terjadi page fault berarti harus diputuskan page frame di memori fisik yang
harus diminta.
Algoritma
penggantian page antara lain:
1. Algoritma
penggantian page acak
2. Algoritma
penggantian page optimal
3. Algoritma
penggantian page NRU
4. Algoritma
penggantian page FIFO
5. Algoritma
penggantian page modifikasi dari algoritma FIFO
6. Algoritma
penggantian page LRU
10.4 Masalah – masalah Utama pada Sistem Paging
·
Working set model
·
Kebijaksanaan penggantian lokas vs global
·
Frekuensi page fault
·
Ukuran page
10.5 Masalah-masalah Implementasi Sistem Paging
Implementasi
sistem paging, antara lain :
1. Back
up instruksi yang terakhir dijalankan sebelum terjadi pege fault
2. Buffer
perangkat masukan / keluaran
3. Page
yang dipakai bersama
4. Backing
store
5. Paging
daemon
6. Penanganan
page fault
BAB
XI
SEGMENTASI
DAN KOMBINASI PAGING-SEGMENTASI
11.1
Deskripsi Segmentasi
Segmentasi
memungkinkan program memandang memori sebagai berisi banyak ruang alamat atau
segmen.
Spesifikasi
alamat pada memori bersegmen adalah dua dimensi. Alamat terdiri dari dua
bagian, yaitu:
1.
Nomor segmen
2.
Alamat pada segmen itu (offset)
Segmen
adalah entitas logis. Segmen dapat berisi:
1.
Prosedur
2.
Array
3.
Stack
4.
Atau kumpulan variabel skalar
Segmen biasanya bukan dari campuran tipe-tipe berbeda.
Teknik segemtasi mempunyai sejumlah keunggulan dibanding ruang
alamat tidak bersegmen, yaitu :
1.
Menyerdehanakan penangananstruktur data yang
berkembang
2.
Kompilasi ulang independen tanpa men-tautkan
kembali(relink) seluruh program
3.
Memudahkan untuk proteksi
11.2
Segmentasi Secara Murni
Segmen-segmen
dapat berukuran berbeda dan dinamis. Alamat maya adalah offset di segmen.
11.3
Perbandingan antara paging dan segmentasi
Pertimbangan
|
Paging
|
Segmentasi
|
Perlunya pemrogram menyadari bahwa teknik ini dipakai?
|
Tidak
|
Ya
|
Berapa banyak ruang alamat linier yang terdapat?
|
1
|
banyak
|
Dapatkah ruang alamat melampaui ukuran memori fisik?
|
ya
|
ya
|
Dapatkah prosedur dan data dibedakan dan di proteksi secara terpisah?
|
tidak
|
ya
|
Dapatkah tabel-tabel yang mempunyai fluktuasi ukuran di akomodasikan
dengan mudah?
|
tidak
|
ya
|
Apakah pemakaian bersama prosedur-prosedur antara pemakai-pemakai
difasilitas?
|
tidak
|
ya
|
Kenapa teknik ini di temukan?
|
Untuk mendapatkan alamat linier besar tanpa harus membeli banyak memori
fisik.
|
Untuk memungkinkan
program-program dan data dipecah menjadi ruang-ruang alamat yang
secara logik indenpenden dan membantu pemakaian bersama dan proteksi.
|
11.4
Teknik kombinasi
Pada
kombinasi paging dan segmentasi, ruang alamat pemakai dibagi menjadi sejumlah
segmen sesuai kehendak pemrogram. Tiap segmen dibagi menjadi sejumlah page
berukuran tetap, berukuran sama dengan page frame memori utama. Yang tentunya
mempunyai keunggulan kelemahan masing-masing.
11.5 Contoh
sistem dengan memori maya
1.
Memori maya dengan segmentasi murni
Keunggulan:
segmen-segmen berkorespondensi dengan unit-unit program, sehingga segmen
–segmen ideal untuk proteksi dan pemakaian bersama.
Kelemahan: segmen
segmen berukuran bervariasi menyebabkan fragmentasi eksternal dan sulit
menyelesaikan pertumbuhan dinamis.
Contoh
sistem : intel 80386 dapat mengimplementasikan segmentasi murni jika
tiap segmen kurang dari 1 Mbyte.
2.
One level paging
Keunggulan: semua
bentuk paging mengeliminasi fragmentasi eksternal dan menyederhanakan alokasi
dan pertumbuhan dinamis.
Kelemahan: sejumlah
besar ruang memori utama harus dicadangkan untuk tabel page sehingga
menyediakan ruang alamat maya besar dengan page-page berukuran tertentu.
Contoh
sistem: DEC PDP-11 untuk memorinya, DEC VAX untuk ruang sistem, dll
3.
Two level paging
Keunggulan:
mekanisme ini mengkombinasikan keunggulan segmentaswi dan paging.
Kelemahan: ruang
alamat maya sangat besar (misalnya 4 Gbyte) memerlukan jumlah ruang besar tabel
segmen yang harus disimpan di memori utama dan harus kontigu.
Contoh
sistem: DEC VAX, IBM S/370, intel 80386, motorola MC68030, dll
4.
Three level paging
Keunggulan:
mekanisme tabel page banyak tingkat untuk implementasi memori maya dengan ruang
alamat sangat besar.
Kelemahan: alokasi
dan pertumbuhan dinamis tabel segmen menjadi sulit.
Contoh
sistem: SUN SPARC
5.
Four level paging
Keunggulan: mekanisme
ini berguna untuk program yang menggunakan ruang alamat memori yang sangat
besar.
Kelemahan: kondisi
terburuk yang mungkin adalah kondisi untuk translasi memerlukan sebanyak empat
pengacuan memori, masing-masing menghasilkan page fault.
Contoh sistem: motorola
MC68030.
BAB
XII
MANAJEMEN
PERANGKAT MASUKAN/KELUARAN
Pengolalaan perangkat masukan/keluaran merupakan aspek perancangan sistem
operasi yang terluas disebabkan sangat beragamnya perangakat dan begitu banyaknya aplikasi dan perangkat-perangkat
itu.
Beragam fungsi dari manajemen perangkat masukan/keluaran, diantaranya :
·
Mengirim perintah ke
perangkat masukan/keluaran agar menyediakan layanan
·
Menangani interupsi
perangkat masukan/keluaran
·
Menangani kesalahan
pada perangkat masukan /keluaran
·
Menyediakan
interface ke pemakai
12.1 Klasifikasi perangkat masukan/keluran
Kelompok
perangkar masukan/keluaran yang beragam, yaitu:
v
Berdasarkan sifat aliran datanya ada dua:
·
Perangkat berorientasi blok : menyimpan
informasi dan menukarkan informasi sebagai blok-blok berukuran tetap.
·
Perangkat berorientasi karakter : perangkat
yang mengantarkan atau menerima aloran karakter tanpa peduli membentuk suatu
struktur blok.
v
Perangkat sasaran komunikasi
·
Perangakat yang terbaca oleh manusia
·
Perangkat yang terbaca oleh mesin
·
Untuk komunikasi
12.2 Teknik pemrograman perangkat masukan/keluaran
Terdapat 3
teknik pemrograman perangkat masukan/keluaran, yaitu:
1.
Masukan/keluaran terprogram
2.
Masukan/keluaran dikendalikan interupsi
3.
Dengan DMA
12.3 Evolusi
fungsi perangkat masukan/keluaran
Evolusi
sangat tampak pada fungsi-fungsi masukan/keluaran sebagai berikut:
1.
Ppemrises pengendalian perangkat
masukan/keluaran secara langsung
2.
Perangkat dilengkapi fasilitas interupsi
3.
I/O controller mengendalikan memori secata
langsung lewat DMA
4.
Pengandalian masukan/keluaran menjadi pemroses
terpisah
5.
Pengendalian masukan/keluaran mempunyai memori
lokal
12.4 Prinsip-prinsip manajemen perangkat
masukan/keluaran
Terdapat dua sasaran perancangan manajemen perangkat masukan/keluaran,yaitu
:
1.
Efisiensi
Merupakan aspek terpenting karena operasi
masukan/keluaran sering merupakan operasi yang menimbulkan bottleneck
2.
Generalitas
12.5 Hirarki manajemen masukan/keluaran
1.
Interrupt handler
2.
Device driver
3.
Perangkat lunak device-independent
4.
Perangkat lunak level pemakai
12.6 Buffering masukan/keluaran
Buffering
merupakan melembutkan lenjakan-lonjakan kebutuhan pengaksesan masukan/keluaran.
Macam-macam buffering
1.
Single buffering
2.
Double buffering
3.
Circular buffering
BAB XIII
MEKANISME PERANGKAT MASUKAN/KELUARAN
13.1 Disk
1.
Perangkat keras dan parameter kinerja disk
disk diorganisasikan menjadi silinder-silinder dengan tiap
permukaan terdapat head yang ditumpuk secara vertikal.
Waktu untuk membaca dan menulis disk, yaitu:
1.
Waktu seek
2.
Waktu tunda rotasi
3.
Waktu transfer data
2.
Algoritma penjadwalan disk
Terdapat dua tipe penjadwal disk :
1.
Penjadwal untuk optimasi seek
2.
Penjadwal untuk optimasi rotasi
Kriteria algoritma penjadwal disk :
1. Throughtput
2. Waktu
tanggap rata-rata
3. Variasi
waktu tanggap
Beberapa algoritma
penjadwalan disk, yaitu
1.
Algoritma first come
2.
Algoritma shortest seek first
3.
Algoritma elevator
4.
Algoritma elevator dimodifikasi
5.
Elgoritma N-Step Scan
6.
Algoritma eschenbach schem
13.2
Clock
1.
Perangkat
keras clock
Tipe perangkat keras clock, yaitu:
1.
Clock yang ditimbulkan tegangan listrik
2.
Programmable interval timer (PIT)
Dua
keunggulan dari PIT:
1.
Mempunyai akurasi tinggi
2.
Frekuensi interupsi yang dapat diatur sesuai
perangkat lunak.
PIT biasa digunakan sebagai:
·
Waktu sistem
·
Pambangkit baud-rate (pada USART)
·
Penghitung kejadian
·
Pengendali motor
·
Pembangkit listrik
·
Dan di beragam aplikasi yang memerlukan
pewaktuan.
Mode
pemrograman PIT
·
One-shot mode
·
Square wave mode
2.
Perangkat
lunak clock
Beberapa
fungsi clock di sistem operasi,antara lain :
·
Mengatur waktu dan tanggal (waktu nyata)
·
Mencegah proses berjalan lebih dari waktu yang
ditetapkan
·
Menghitung penggunaan pemroses
·
Menangani system call alarm yang dibuat proses
pemakai
·
Mengerjakan profillinf, monitoring, dan
pengumpulan statistik
13.3 Ram Disk
Ram disk
adalah perangkat disk yang disimulasikan dengan memori akses acak (RAM). Ram
Disk sepenuhnya mengeliminasi waktu tunda yang disebabkan pergerakan mekanis
dalam melakukan seek dan rotasi.
Gagasan
ram disk adalah sederhana, yaitu meniru perangkat dengan lebih dulu
mengalokasikan satu bagian memori utama untuk menyimpan blok-blok data.
Perangkat blok mempunyai dua
perintah, yaitu :
1.
Membaca blok
Menulis blok
BAB XIV
SISTEM MANAJEMEN FILE
Sistem file merupakan bagian sistem operasi yang paling tampak. Dengan
menyediakan mekanisme penyimpanan dan pengaksesan secara online terhadap data
dan program.
14.1
Sasaran dan fungsi sistem manajemen file
File adalah koleksi yang diberi nama
dari informsi yang berhubungan yang direkamkan pada penyimpanan sekunder.
File
mempunyai sifat berikut:
2.
Persistence
3.
Size
4.
Sharability
Fungsi manjemen
file :
1.
Penciptaan, modifikasi, dan pengahapusan file
2.
Mekanisme pemakaian file secara bersama
3.
Kemampuan
back up dan pemulihan(recovery)
4.
Pemakai dapat mengacu file dengan nama
simbolik
5.
Pada lingkungan sensitif dikehendaki
informasi tersimpan dengan aman dan rahasia
6.
Sistem file harus menyediakan antar
muka(interface) yang akrab dengan pemakai.
14.2 Arsitektur pengelolaan file
Pengelolaan
file:
1.
Sistem akses
2.
Manajemen file
3.
Manajemen ruang penyimpanan
4.
Mekanisme integritas file
14.3 Sistem file
Konsep
terpenting pengelolaan file di sistem operasi adalah:
·
File
·
Direktori
v
File
Terhadap
beragam pandangan mengenai file, yaitu:
·
Pandangan pemakai
·
Pandangan pemrogram
·
Pandangan perancang sistem
File
mempunyai tiga tipe di sistem operasi :
1.
Regular
2.
Direktori
3.
Spesial
v
Direktori
Direktori
berisi informasi mengenai file.
Beberapa
konsep penting yang dipahami oleh pemakai:
·
Hirarki direktori
·
Jalur pengaksesan (path name)
·
Perintah-perintah memanipulasi direktori
14.4 Shared file
shared
file adalah file yang tidak hanya diacu oleh satu direktori (pemakai) tapi juga
oleh direktori-direktori (pemakai) lain.
Masalah-masalah di shared file,
yaitu :
1.
Metode implemintasi shared file
2.
Metode pemberian hak akses pada shared file
3.
Metode pengendalian atau penanganan terhadap
pengaksesan simultan
14.5 Sistem akses file
Sistem
akses file merupakan pilihan, yaitu:
·
Dapat menjadi bagian dari sistem operasi
Sistem operasi sama sekali tidak mempunyai komponen sistem akses
BAB XV
IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN FILE
Masalah implementasi sistem manajemen file antara lain :
1.
Penyimpanan file
2.
Manajemen ruang
penyimpan
3.
Keandalan
4.
Kinerja
15.1 Penyimpanan
1.
Blocking
Blok berisi sekumpulan byte berukuran tetap yang dipindah dari
tempat penyimpanan kememori untuk diolah dan sebaliknya.
Pertimbangan dalam menentukan ukuran blok :
1.
Ukuran blok tetap menurunkan kompleksitas
program
2.
Ukuran blok tetap beragam perangkat berbeda
memboroskan ruang penympanan
3.
Ukuran blok mempengaruhi kinerja sistem
manajemen file
2.
Pengalamatan blok
Terdapat tiga cara dalam pengalamatan blok :
1.
pengal amatan fisik disk
2.
pengalamatan ralatif
3.
pengalamatan simbolik
3.
lokalitas
dalam hal ini jika semakin kuat lokalitasnya, maka semakin cepat
pengaksesan datanya. Jika lokalitas lemah menunjukkan pengaksesan datanya
lambat.
15.2 Implementasi sistem file
Dua hal
penting yang harus ditangani adalah:
·
Pencatatan ruang yang dialokasikanuntuk file
·
Pencatatan ruang bebas yang tersedia di disk
Sistem
file meliputi:
·
Alokasi file
·
Pencatatan ruang disk
·
Shared file
·
Keandalan sistem file
·
Kinerja sistem file
15.3 Implementasi direktori
Fungsi
utama sistem direktori adalah memetakan nama simbolik file (nama file dan nama
jalurnya) menjadi informasi untuk menemukan blok-blok file.
15.4 Pencatatan ruang disk yang bebas
Penyimpanan file dapat dilakukan
dengan:
1.
Berurutan
2.
Fixed block
15.5 File dipakai bersama (shared file)
Shared
file adalah file yang tidak hanya diacu satu direktori, juga oleh direktori-direktori lain.
1.
Implementasi shared file
·
Shared file dengan pengopian
·
Shared file dengan i-node
·
Shared file dengan simbolik linking
2.
Pengaksesan pada shared file
15.6 Keandalan sistem manajemen file
Kerusakan
data lebih mahal dibandingkan dengan kerusakan perangkat keras karena merupakan
kehilangan yang tak dapat digantikan bila tidak memiliki salinannya.
1.
Manajemen blok buruk
2.
Pemulihan dari kegagalan disk
·
Back up
·
Transaction log
3.
Konsistensi sistem manajemen file
4.
Kendali kongruensi
15.7 Kinerja sistem manajemen file
Cara cara
yang dapat digunakan adalah:
·
Buffer chace
·
Penempatan data
15.8 Sistem akses file
1.
Rekor dan blocking
2.
Penempatan rekor-rekor pada blok
Operasi-operasi di sistem akses file
BAB
XVI
KEAMANAN
SISTEM
Sangatlah
penting dalam mengimplementasikan
keamanan dalam sistem yang bertujuan untuk menjamin tidak diinterupsi dan
diganggu. Proteksi dan pengamanan
terhadap perangkat keras dan sistem operasi itu sama pentingnya.
16.1
Keamanan
Keamanan sistem komputer adalah untuk
menjamin sumber daya tidak digunakan atau dimodifikasi oleh orang yang tak
diotorisasi.
Keamanan
sistem dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
:
1.
Keamanan eksternal (extenal security)
2.
Keamanan interface pemakai (user interface security)
3.
Keamanan internal (internal security)
A.
Masalah-masalah
Keamanan
Terdapat
dua masalah penting pada keamanan, yaitu :
1.
Kehilangan data (data loss)
Kehilangan data dapat disebabkan antara lain :
1.
Bencana
2.
Kesalahan perangkat keras dan perangkat lunak
3.
Kesalahan atau kelalaian manusia
2.
Penyusup (
intruder)
Penyusup terdiri dari dua macam, yaitu :
1.
Penyusup pasif
adalah penyusup yang membaca data
yang tidak di otorisasikan.
2.
Penyusup aktif adalah penyusup mengubah data yang tidak di
otorisasi.
Kategori penyusupan :
1. Lirikan
mata pemakai non-teknis
2. Penyadapan
oleh orang dalam
3. Usaha
hacker dalam mencari uang
4. Spionase
militer atau bisnis
B.
Ancaman-ancaman
keamanan
Sasaran
pengamanan adalah menghindar, mencegah, dan mengatsi ancaman pada sistem.
Kebutuhan
keamanan sistem komputer dikategorikan menjadi tiga aspek, yaitu :
1.
Kerahasian (secrecy, diantaranya adalah privasi)
2.
Integritas (integrity)
3.
Ketersediaan (availability)
Tipe-tipe ancaman, yaitu :
1.
Interupsi
2.
Intersepsi
3.
Modifikasi
4.
Fabrikasi
C. Petunjuk pengamanan sistem
Petunjuk mengenai prinsip-prinsip pengamanan sistem komputer,
yaitu :
1.
Rancangan sistem seharusnya publik
2.
Dapat diterima
3.
Pemeriksaan otoritas saat itu
4.
Kewenangan serendah mungkin
5.
Mekanisme yang ekonomis
16.2
Otentifikasi pemakai
Kebanyakan metode otentifikasi didasarkan pada tiga cara:
·
Sesuatu yang diketahui pemakaia, misalnya :
password
·
Sesuatu yang dimiliki pemakai, misalnya :
badge, kartu identitas
·
Sesuatu mengenai (merupakan ciri) pemakai,
misalnya : sidik jari
16.3
Mekanisme proteksi sistem komputer
Pada sistem komputer banyak objek yang perlu diproteksi, yaitu :
·
Objek perangkat keras, antara lain : pemroses,
segmen memori, terminal, disk driver, dsb.
·
Objek perangkat lunak, antara lain : proses,
file, basis data, semaphore, dsb.
16.4
Program-program jahat
Ancaman-ancaman canggih terhadap sisem komputer adalah program
yang mengeksploitasi kelemahan sistem komputer.
Taksonomi bowles menghasilkan tipe-tipe program jahat sebagai
berikut:
1.
Bacteria
2.
Logic bomb
3.
Trapdoor
4.
Trojan horse
5.
Virus
6.
Worm
16.5
Virus dan anti-virus
Ø
Virus
Virus mengalami siklus hidup empat fase:
·
Fase tidur
·
Fase propagasi
·
Fase pemicuan
·
Fase eksekusi
Ø
Anti-virus
Solusi ideal terhadap ancaman virus:
·
Deteksi
·
Identifikasi
Penghilangan
BAB
XVII
QUO
VADIS
Ragam sistem komputer sangat banyak, di antaranya:
1.
Workstation untuk satu pemakai tunggal
2.
Sistem dipakai bersama untuk skala menengah
3.
Mainframe untuk sejumlah besar pemakai
sekaligus
4.
Sistem jaringan
5.
Mesin-mesin komputer paralel ampuh untuk
tujuan khusus
6.
Dsb
Ragam aplikasi sistem komputer telah sangat banyak. Sistem operasi
dirancang sesuai ragam aplikasi agar optimal, seperti:
1.
Sistem operasi untuk pengendalian proses waktu
nyata.
2.
Sistem operasi untuk perkantoran.
3.
Sistem operasi untuk telekomunikasi.
4.
Dsb
Perkembangan perancangan sistem operasi mutakhir terpenting dapat
diringkas menjadi masalah-masalah berikut: [STA-95]
1.
Multithreading
2.
Sistem-sistem waktu nyata
3.
Penjadwalan multiprosessor
4.
Sistem-sistem tersebar
5.
Migrasi proses
6.
Keamanan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar